Minggu, 15 September 2019

Makalah Teori dan Teknik Kepemimpinan



 


TEORI DAN TEKNIK KEPEMIMPINAN


Disajikan untuk Tugas
Mata Kuliah Manajamen Perkantoran
Semester Genap  2019-2020
Senin, 11 Februari 2019


Oleh :
                                                Nur Maulani              NIM: 2017 11 0049
                                                Siti Nurhalimah         NIM: 2017 11 0022
                                                Yuni Elasari               NIM: 2017 11 0074

Dosen Pengampu :
Dr. Agus Sholikin, S,Si, M.Pd.I



PROGRAM STUDI MANEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AS-SHIDDIQIYAH

Jl. Lintas Timur KM.123 Desa Lubuk Seberuk, Kec. Lempuing Jaya, Kab. Ogan Komering Ilir, Prov. Sumatera Selatan
2019


DAFTAR ISI






Bab 1 Pendahuluan

A.    Latar Belakang

Dalam sebuah lembaga pendidikan untuk mengatur jalannya pelaksanaan semua kegiatan yang berkaitan dengan lembaga pendidikan diperlukanya seseorang yang mampu mengatur hal tersebut. Seseorang yang mampu mengatur sekelompok orang atau organisasi dikatakan seorang pemimpin dan untuk sistemnya yang dilaksanakan dikatakan kepemimpinan.
Kepemimpinan bukanlah hal asing dalam keseharian kehidupan kita sebagai manusia, kepemimpinan merupakan hal yang sangat luas untuk dibahas. Pentingnya sebuah kepemimpinan tidak hanya untuk digunakan untuk sebuah lembaga atau di lingkungan organisasi, kepemimpinan juga berlaku untuk kehidupan pribadi kita, bahkan kehidupan mahluk lain seperti hewan pun memerlukan adanya sebuah kepemimpinan.
Sangat penting kita sebagai manusia memahami apa itu kepimpinan, untuk itu kami sebagai pemakalah akan membahas hal tersebut dalam makalah kami yang berjudul “Teori dan Teknik Kepemimpinan Pendidikan”. sedikit kami singgung bahwa mempelajari teori dan teknik kepemimpinan dalam pendidikan  akan memudahkan kita dalam melakukan kepemimpinan yang baik dan berkualitas. Untuk lebih jelas dan rincinya akan kami bahas dalam pembahasan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Yang Dimaksud Teori Kepemimpinan Pendidikan?
2.      Apa Saja Macam-Macam Teori Kepemimpinan Pendidikan?
3.      Apa Yang Dimaksud Teknik Kepemimpinan Pendidikan?
4.      Apa Saja Macam-Macam Teknik Kepemimpinan Pendidikan?
5.      Apa Manfaat Dan Tujuan Dari Teknik Dan Teori Kepemimpinan?

C.    Tujuan dan manfaat pembahasan

1.      Sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan.
2.      Untuk memahami apa itu Teknik Dan Teori Kepemimpinan Pendidikan.
3.      Menambah wawasan tentang Teknik Dan Teori Kepemimpinan Pendidikan.
4.      Mengetahui macam-macam Teknik Dan Teori Kepemimpinan Pendidikan.
5.      Mengetahui fungsi Teknik Dan Teori Kepemimpinan Pendidikan.

D.    Konsep Makalah

Bab 2 Pembahasan

A.    Definisi Teori Kepemimpinan Pendidikan

Sebelum membahas lebih jauh tentang definisi teori kepemimpinan pendidikan kami akan terlebih dahulu membahas apa itu teori. Teori menurut KBBI adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi, penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi.[1]
Jadi dapat disimpulkan bahwa teori adalah pendapat yang sudah ditetapkan dan sebelumnya sudah dilakukan penelitian. Selanjutnya kami akan membahas tentang kepemimpinan, pengertian kepemimpinan sangatlah beragam untuk itu kami hanya mengambil satu sumber. Kepemimpinan dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungnya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Lebih singkatnya kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang atau kelompok.[2] Selanjutnya kami akan membas pengertian pendidikan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan sering dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.[3] Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah kegiatan belajar dan mengajar yang bertujuan untuk merubah siswa atau peserta didik agar memiliki kemampuan yang di targerkan dalam lingkungan belajar tersebut.
Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan.[4]
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teori kepemimpinan pendidikan adalah sebuah pendapat yang telah ditetapkan untuk melakukan proses kepemimpinan dalam lingkungan pendidikan.
Teori kepemimpinan pada umunya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interprestasi mengenai pemimpin dan kepemiminan dengan menggunakan beberapa segi, antara lain:
1.      Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan
2.      Sebab-musabab munculnya pemimpin
3.      Tipe dan gaya  pemimpin
4.      Syarat-syarat kepemimpinan
5.      Sifat-sifat pemimpin
Berikut akan kami bahas terkait dengan Teori Kepemimpinan:

1.      Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan

Kepemimpinan muncul bersama-sama adanya peradaban manusia yaitu sejak zaman nabi-nabi dan nenek moyang. Berawal dari  berkumpulnya manusia dan bekerjasama untuk mempertahankan eksitensi hidupnya dari binatang buas, sejak itulah ada unsur kepemimpinan.
Ciri-ciri khas seorang perwira yang ditunjuk sebagai pemimpin menurut Kutilya dengan tulisnya “Arthasastra” (321 Sebelum Masehi) yaitu seperti:
a.       Pribumi, lahir dari keturunan luhur;
b.      Sehat, kuat, berani, ulet;
c.       Intelligent punya ingatan yang kuat, pandai, fasih berbicara;
d.      Punya watak yang murni, dengan sifat-sifat utama: penuh kebaktian, setia, taat pada kewajiban, punya harga diri, kokoh pendirianya, memiliki antusiasme, bijaksana, mampu melihat jauh kedepan.
e.       Ramah-tamah, baik hati, sopan santu;
f.       Terampil, terlatih baik dalam bidang seni;
g.      Mempunyai pengaruh.[5]
Selain penjelasan tentang latar belakang timbulnya pemimpin seperti yang dijelaskan diatas, Al-Qur’an Telah membahas tentang kepemimpinan sejak pertama kali diciptakannya manusia, penjelasan dalam Al-Qur’an (QS Al-Baqarah [2] :30)[6]:
øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ  
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."


2.      Sebab Musabab Munculnya Pemimpin

Tiga teori dalam menjelaskan kemunculan pemimpin ialah:
a.       Teori genetis (pemimpin itu tidak dibentuk atau bawaan sejak lahir)
b.      Teori sosial (pemimpin itu dibentuk)
c.       Teori ekologis atau sistetis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih dahulu)[7]

3.      Tipe Dan Gaya Pemimpin

Pemimpin itu memiliki sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik sehingga tingkah lakunya dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Sehingga munculah beberapa tipe kepemimpinan.
W.J Reddin dalam artikelnya What Kind Of Manager, dan disunting oleh Wahjosumidjo (Dept. P. & k., Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai, 1982), menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola Dasar, yaitu:
a.       Beriorentasikan tugas (task orientation)
b.      Berientasikan hubungan kerja (relationship orientation)
c.       Berorientasikan hasil yang efektif (effectivess orientation)
Berdasarkan ketiga orientasi tersebut, dapat ditentukan delapan tipe kepemimpinan, yaitu:
a.       Tipe deserter ( Pembelot)
b.      Tipe birokrat (manusia organisasi yang tepat)
c.       Tipe misionaris (terbuka)
d.      Tipe developer (pembangun)
e.       Tipe otokrat (keras)
f.       Benevolent autocrat (otokrat yang bijak)
g.      Tipe Compromiser (kompromis)
h.      Tipe Eksekutif (bermutu tinggi)[8]

4.      Syarat-Syarat Pemimpin

Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu:
a.       Kekuasaan
b.      Kewibawaan
c.       Kemampuan.[9]

5.      Sifat-Sifat Pemimpin

Menurut Ordway Tead dalam tulisanya mengemukakan 10 sifat yaitu sebagai berikut:
a.       Energi jasmaniah dan mental (physical and nervous energy)
b.      Kesadaran akan tujuan dan arah (A sense of purpose and direction)
c.       Antusiasme (enthusiasm; semangat, kegairah, kegembiraan  yang besar)
d.      Keramahan dan kecintaan (friendliness and affection)
e.       Integritas
f.       Penguasaan teknis (Techinal Mastery)
g.      Ketegasan dalam mengambil keputusan (decivenees)
h.      Kecerdasan (intelligence)
i.        Keterampilan mengajar (teaching tell)
j.        Kepercayaan (Faith)[10]

B.     Macam-Macam Teori Kepemimpinan Pendidikan

1.      Teori Otokratis

Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah, paksaan dan tindakan –tindakan yang arbitrer (sebagai wasit). Ia melakukan pengawasan yang ketat agar semua pekerjaan berlangsung secara efesien. Pemimpin jenis ini disebut otokrat (keras, dari autos=sendiri, kratos=kekuasaan, kekuatan) = penguasa absolute.
Ciri-ciri khasnya:
a)      Memberikan perintah-perintah yang dipaksakan, dan harus dipatuhi.
b)      Menentukan kebijakan/ policies untuk semua pihak, tanpa berkonsultasi.
c)      Tidak pernah memberikan informasi yang mendetail tentang rencana-rencana yang akan datang.
d)     Memberikan kritik dan pujian terhadap anggota kelompoknya atas inisiatif sendiri.[11]
e)      Menuntut ketaatan penuh dari para bawahanya,
f)       Dalam menegakkan disiplin menunjukkan kekakuan,
g)      Bernada keras dalam pemberian perintah atau istruksi.
h)      Menggunakan pendekatan punitife dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.
Efektifitas kepemimpinan yang otokratik sangat dikaikan dengan kekuasaan untuk mengambil tidakan yang punitife. [12]

2.      Teori Psikologis

Fungsi seorang adalah memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk merangsang kesedian bekerja dari para pengikut dan anak buah.
Maka pemimpin yang mampu memotivasi orang lain akan sangat  mementingkan aspek-aspek psikis manusia seperti pengakuan (recognizing), martabat, status sosial, kepastian emosional, mempertahankan keinginan dan kebutuhan pegawai, kegairahan kerja, minat, suasa hati dan lain-lain

3.      Teori Sosiologis

Kepemimpinan diangap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan antar-relasi dalam organisasi, dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisasi; dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antar para pengikut, agar tercapai kerja sama yang baik. Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan, dengan menyertakan para pegikut dalam pengambilan keputusan.

4.      Teori Suportif /Teori Partisifatif/ Teori Kepemimpinan Demokrasi

Pemimpin perlu menciptakan suatu lingkungan kerja yang menyenangkan, dan bisa membantu mempertebal keinginan setiap pengikutnya untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, sanggup bekerja sama dengan pihak lain, mau mengembangkan bakat dan keterampilanya, dan menyadari benar keinginan sendiri untuk maju.
Seorang pemipin yang demokratik dihormarti dan disegani dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasional perilakunya mendorong para bawahanya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya. Dengan sungguh-sungguh ia mendengarkan pendapat, saran dan bahkan kritik orang lain, terutama para bawahanya. Bahkan seorang pemimpin yang demokratik tidak akan takut membiarkan para bawahanya. Jika terjadi kesalahan, pimpinan yang demokratik berada disamping bawahan yang  berbuat kesalahan itu bukan untuk menindak dan menghukumnya, melainkan meluruskanya sedemikian rupa sehingga bawahan tersebut belajar dari kesalahnya itu dan dengan demikian menjadi anggota organisasi yang lebih bertanggung jawab. Selain itu pemipin yang demokratik akan dengan cepat menunjukan penghargaanya kepada bawahan yang berperstasi tinggi.
Teori jenis ini biasanya mengejawantah dalam berbagai hal seperti:
a)      Pandangan bahwa betapapun besarnya sumber daya dan dana yang tersedia bagi organisasi, kesemuanya itu pada dirinya tidak berati apa-apa kecuali digunakan dan dimanfaatkan oleh anggota organisasi.
b)      Pendelegasian wewenang yang praktis dan realistic tanpa kehilangan kendali organisasional.
c)      Melibatkan para bawahan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peransertanya.[13]

5.      Teori Laissez Faire

Kepemimpinan laissez Faire ditampilkan oleh seorang tokoh “ketua dewan” yang sebenarnya tidak becus mengurus dan dia menyerahkan semua tanggung jawab serta pekerjaan kepada bawahan atau kepada anggotanya. Pemimpin jenis ini biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Sedangkan kedudukanya sebagai pemimpin dimungkinkan oleh sistem nepotisme, atau lewat praktik penyuapan.[14]
Sikap seorang pemimpin Laissez Faire dalam memimpin organisasi dan para bawahannya biasanya adalah sikap yang persimisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya asal saja kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisasi tetap tercapai.[15]

6.      Teori Kelakuan Pribadi

Kepemimpinan jenis ini akan muncul berdasarkan kualitas-kualitas pribadi atau pola-pola kelakuan para pemimpinya. Pola tingkah laku pemimpin tersebut erat berkaitan dengan :
a)      Bakat dan kemampuanya,
b)      Kondisi dan situasi yang dihadapi,
c)      Good-will atau keinginan untuk memutuskan dan memecahkan permasalahan yang timbul,
d)     Derajat supervise dan ketajaman sosial.

7.      Teori Sifat Orang-Orang Besar (Traits Of Great Men)

Sudah banyak usaha yang dilakukan orang untukk mengidentifikasikan sifat-sifat unggul dan kualitas superior serta unik, yang diharakan ada pada seorang pemimpin, untuk meramalkan kesuksekan ada pada seorang kepemimpinanya. Ada beberapa ciri-ciri unggul sebagai predisposisi yang diharapkan akan dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu memiliki inteligensi tinggi, banyak inisiatif, energik dan punya kedewasaan emosional, memiliki daya persuasife dan keterampilan komunikatif, memiliki kepercayaan diri, dan lain sebagainya.

8.      Teori Situasi

Teori ini menjelaskan, bahwa terdapat daya lenting yang tinggi/luwes pada pemimpin untuk menyesuaikan diri terhadap situasi, lingkungan sekitar dan zamannya. Factor tersebut harus dijadikan tantangan untuk diatasi, maka pemimpin tersebut harus mampu meyelesaikan masalah-masalah actual.

9.      Teori Humanistic/ Populastik

Fungsi kepemimpinan menurut teori ini ialah merealisir kebebasan manusia dan memenuhi segenap kebutuhan insane, yang dicapai melalui interaksi pemimpin dengan rakyat. Untuk melakukan hal itu perlu adanya organisasi yang baik dan pemimpin yang baik, yang mau memperhatikan kepentingan dan kebutuhan rakyat. Organisasi tersebut juga berperan sebagai sarana untuk melakukan control sosial, agar pemerintah melakukan fungsinya dengan baik, serta memperhatikan kemampuan dan potensi rakyat. Semua itu dapat dilaksanakan melalui interaksi dan kerja sama yang baik antara pemerintah dan rakyat., dengan memperhatikan kepentingan masing-massing.

C.    Defenisi Teknik Kepemimpinan Pendidikan

Sebelum menjelaskan tentang teknik kepemimpinan pendidikan kami sebagai pemakalah akan membahas apa itu yang dimaksud dengan teknik. Teknik menurut KBBI adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu.[16] Dan selanjutnya pengertian kepemimpinan dan pendidikan telah dibahas pada halaman 5 pada makalah ini.
Teknik kepemimpinan ialah kemampuan dan keterampilan teknis sosial pemimpin dalam menerapkan teori-teori kepemimpinan pada praktik kehidupan serta praktik organisasi, yaitu: melingkupi konsep-konsep pemikiran, perilaku sehari-hari, dan semua peralatan yang dipakai.
Teknik kepemimpinan ini akan dapat juga dirumuskan sebagai cara bertindaknya pemimpin dengan bantuan alat-alat fisik dan macam-macam kemampuan psikis untuk mewujudkan kepemimpinanya.[17]
Dapat disimpulkan dari pemaparan diatas teknik kepemimpinan pendidikan adalah suatu sistem atau metode yang digunakan oleh seorang pemimpin guna mengatur proses jalanya kegiatan yang ada dalam lingkungan lembaga pendidikan.

D.    Macam-Macam Teknik Kepemimpinan Pendidikan

Ada beberapa teknik atau metode kepemimpinan, berikut beberapa teknik kepemimpinan yang akan kami bahas:

1.      Etika Profesi Pemimpin Dan Etiket

Etika profesi pemimpin memberikan landasan kepada setiap pemimpin untuk selalu:
a)      Bersikap kritis dan rasional,
b)      Bersikap otonom (bebas, tanpa di paksa atau “dibeli” mempunyai “pemerintahan-diri”, berhak untuk membuat norma dan hukum sendiri sesuai suara hati yang tulus bersih).
c)      Memberikan perintah-perintah dan larangan-larangan yang adil dan harus ditaati oleh setiap lembaga dan individu.
Selajuntnya moralitas tinggi dikalangan para anggota organisasi akan dapat dipupuk, apabila mereka merasa dihargai oleh pemimpinya, tidak diabaikan, dan mendapatkan pujian tertentu dari pemimpin. Terlebih lagi apabila mereka dilibatkan dalam pemecahan masalah dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh organisasi. Dengan demikian akan tercapai satu tim kerja dengan kesadaran sosial yang tinggi apabila kepada mereka diberikan:
a)      Kesempatan untuk berperan-serta secara aktif,
b)      Mereka dapat mengatur sendiri mekanisme kerjanya sendiri.
Erat kaitanya dengan etika profesi kepemimpinan ialah etiket yang harus ditetapkan oleh pemimpin. Etiket ialah “unggah-ungguh” atau aturan-aturan konvesional (seperti adat, kebiasaan, kelaziman)[18] mengenai tingkah laku individu dalam masyarakat beradab merupakan tata cara formal atau tata karma lahirlah untuk mengatur relasi antarpribadi, sesuai dengan status sosial masing-masing individu.
Etiket pemimpin itu sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendidikan dan sivilisasi pribadi pemimpin. Juga di pengaruhi oleh tinggi-rendahnya tingkat kebudayaan sebagai konteks-sosial yang mewadahi pribadi pemimpin. Khusunya mutlak pemimpin itu perlu mengenal dan menerapkan anggota kelompoknya guna menjamin relasi saling hormat-menghormati dan saling menghargai.

2.      Kebutuhan Dan Motivasi (Manusia)

Kebutuhan dan dorongan-dorongan yang tidak atau terpenuhi menyebabkan timbulnya ketegangan-ketegangan. Ketegangan-ketegangan cenderung menaik, bila kebutuhan dan dorongan semakin lama terhambat, dan tidak terpenuhi sehingga, semakin menjadi komulatif terkumpul. Sebaliknya ketegangan cenderung menurun dan berkurang, bila kebutuhan –kebutuhan terpenuhi dan terpuaskan.
Kebutuhan dan dorongan-dorongan tadi merangsang orang untuk berbuat atau bertingkah laku. Lalu timbullah dinamika, gerak-gerak, usaha, perbuatan, tingkah laku atau praktis (praktik, penerapan keterampilan). Mengenai kebutuhan manusia tersebut, Abraham Maslow menyusun hierarkinya, yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu, dan membuat dirinya menjadi aktif dinamis, sebagai berikut;
a)      Kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, papan, udara, air, dan lain-lain).
b)      Kebutuan rasa aman (perlindungan fisik, mendapatkan pekerjaan, jaminan hari tua, dan lain-lain)
c)      Kebutuhan sosial
d)     Kebutuhan harga diri
e)      Kebutuhan aktualisasi-diri
Bahwa manusia – juga para pemimpin, buruh pegawai, anak buah, rakyat- mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan dorongan, hal ini merupakan fakta biologis konkret. Semua kebutuhan tadi ‘dihayati” melalui insting-insting (naluri), untuk kemudian dipenuhi secara konkret dengan jalan melakukan macam-macam aktifitas atau dinamisme. Hal ini perlu dipahami oleh setiap pemimpin, agar dinamisme manusia itu dapat dikoordinasikan dan disalurkan dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang bertujuan dan bermakna, sesuai dengan asas dan tujuan organisasi.
Adapun motivasi yang diberikan oleh pemimpin itu pada umumnya bermaksud untuk:
a.       Meningkatkan asosiasi dan integrasi kelompok serta menjamin keterpaduan.
b.      Menjamin efektivitas dan efesiensi kerja semua anggota kelompok.
c.       Meningkatkan partisipasi aktif dan tanggung jawab sesuai semua anggota.
d.      Meningkatkan produktivitas semua sektor dan anggota kelompok
e.       Menjamin terlaksananya realisasi diri dan pengembangan diri pada setiap anggota kelompok.[19]

3.      Dinamika Kelompok

Kelompok itu adalah kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu, dan kehadiran masing-masing individu mempunyai arti serta nilai bagi orang lain, dan ada dalam situasi saling mempengaruhi. Pada setiap anggota kelompok tadi selalu kita dapati aksi-aksi dan reaksi-reaksi yang timbal-balik. Jadi, ada dinamika kelompok.
Yang penting dalam kelompok tersebut ialah bukanya persamaan dan perbedaan satu sama lainnya, akan tetapi saling ketergantungan atau interdependensinya. Kompaknya ketergantungan para anggota kelompok tadi ditentukan oleh beberapa factor, antara lain oleh:
a)      Besarnya anggota kelompok
b)      Tujuan yang hendak dicapai bersama-sama
c)      Bentuk organisasi yang telah dibangun
d)     Intimitas para anggotanya satu terhadap lainnya.[20]

4.      Komunikasi

Teknik komunikasi adalah tata cara hubungan yang efesien baik melalui penggunaan alat-alat komunikasi maupun tidak dengan semua unsur yang saling melibatkan diri dalam satu unit sosial.
Dalam kehidupan organisasi, pencapaian tujuan dengan segala proses membutuhkan komunikator menyampaikan informasi berupa perintah, atau bawahan menyampaikan laporan baik secara lisan maupun tulisan sehingga mencapai sasaran dengan presepsi yang sama.
Kemampuan berkomunikasi seorang pemimpin memegang peranan yang penting karena seorang pemimpin akan berhadapan dengan bermacam pribadi yang berbeda watak maupun latar belakangnya. Komunikasi yang dilakukan oleh seorang pemimpin dapat berbentuk instruksi atau perintah, saran, bimbingan, petunjuk, nasihat maupun kritik yang sifatnya membangun. Selain komunikasi yang diberikan dari arah atasan, komunikasi dari bawahan seperti laporan, keluhan, harapan-harapan serta hal lain sebagainya.[21]
Teknik komunikasi:
a.       Manfaat koordinasi
b.      Arus komunikasi
c.       Kebijakan komunikasi
d.      Tipe dan persyaratan komunikasi
e.       Bentuk-bentuk komunikasi[22]

5.      Kemampuan Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan dalam praktiknya dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut ini:
a)      Idetifikasi masalah
b)      Mendefinisikan masalah
c)      Memformulasikan dan mengembangkan alternatife
d)     Implementasi keputusan
e)      Evaluasi keputusan[23]

6.      Keterampilan Berdiskusi

Keterampilan berdiskusi perlu dikuasi seorang pemimpin untuk menguasi Susana diskusi.

7.      Mengetahui Tuntunan Menjadi Seorang Pemimpin Menurut Pandangan Agama

Hal ini perlu diketahui oleh seorang pemimpin agar dalam masa kepemimpinanya bisa dijalankan sesuai dengan tuntunan agama, berikut ayat Al-Quran yang membahas teknik kepemimpinan yang baik[24] ( QS. Ali Imran Ayat 159)
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ͐öDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ  
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

[246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.


E.     Fungsi Mempelajari Teori dan Teknik Kepemimpinan

Dari pemaparan diatas telah di bahas tentang Teori dan Teknik Kepemimpinan, dimana dengan hal tersebut memiliki beberapa fungsi bagai seorang pemimpin, seperti:
1.      Agar para pemimpin benar-benar menguasai teknik-teknik kepemimpinan (sebagai bentuk perilaku praktis); sehingga berhasil fungsinya selaku pemimpin dalam menerapkan teknik-teknik tertentu di tengah kehidupan dan organisasi.
2.      Melalui pemahaman teori-teori kepemimpinan, maka perilaku pemimpin akan menjadi lebih efektif, dan lebih sinkron dengan nilai serta norma-norma oraganisasi serta manajemen. Dengan demikian dapat ditingkatkan kulaitas kepemimpinanya.

Bab 3 Penutup

A.    Kesimpulan

Teori kepemimpinan pendidikan adalah sebuah pendapat yang telah ditetapkan untuk melakukan proses kepemimpinan dalam lingkungan pendidikan.
Teori kepemimpinan pada umunya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interprestasi mengenai pemimpin dan kepemiminan dengan menggunakan beberapa segi, antara lain:
1.      Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan
2.      Sebab-musabab munculnya pemimpin
3.      Tipe dan gaya  pemimpin
4.      Syarat-syarat kepemimpinan
5.      Sifat-sifat pemimpin.
Macam-macam teori kepemimpinan pendidikan:
1.      Teori otokratis
2.      Teori psikologi
3.      Teori sosiologis
4.      Teori suportif
5.      Teori Laissez Faire
6.      Teori kelakuan pribadi
7.      Teori sifat orang-orang besar
8.      Teori situasi
9.      Teori humanistic/populastik
Teknik Kepemimpinan Pendidikan adalah suatu sistem atau metode yang digunakan oleh seorang pemimpin guna mengatur proses jalanya kegiatan yang ada dalam lingkungan lembaga pendidikan.
Macam-macam teknik kepemimpinan pendidikan:
1.      Etika profesi pemimpin dan etiket
2.      Kebutuhan dan motivasi (manusia)
3.      Dinamika kelompok
4.      Komunikasi
5.      Kemampuan pengambilan keputusan
6.      Keterampilan berdiskusi.



B.     Saran

Penulis menyarankan teman-teman yang membaca makalah yang berjudul “Manajemen Arsip Dan Pemberkasan” untuk menambah wawasan dari sumber-sumber yang terkait seperti internet dan lain sebagainya. Untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai hal yang terkait.


Daftar Pustaka


Kartini Kartono,  Pemimpin dan Kepemimpinan, 2016, Jakarta, Rajawali Pers

Rivai Zainal Veihzal Dkk,  Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, 2014, Jakarta, Rajawali Pers

Chizbulloh M.K,  Khutbah-Khutbah Pilihan, Jakarta, Pustaka Amani

Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline, diakses pada hari Sabtu 16 Februari 2019 Pukul 09:25 WIB

Veihzal Rivai Zainal Dkk,  Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, 2014, Jakarta, Rajawali Pers

Badan Standar Nasional (BSNP),  Sistem Pendidikan Nasional,2014. Jakarta, Multi Kreasi Satudelapan



[1] Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline, diakses pada hari Sabtu 16 Februari 2019 Pukul 09:25 WIB
[2] Veihzal Rivai Zainal Dkk,  Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta, Rajawali Pers, 2014.)  Hal. 2
[3] Badan Standar Nasional (BSNP),  Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta, Multi Kreasi Satudelapan, 2014.)  Hal. 2
[4] Kartini Kartono,  Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta, Rajawali Pers, 2016.)  Hal. 31
[5] Kartini Kartono,  Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta, Rajawali Pers, 2016.)  Hal. 31-33
[6] Veihzal Rivai Zainal Dkk,  Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta, Rajawali Pers, 2014.)  Hal. 1
[7] Kartini Kartono, loc.cit. hlm 33-34
[8] Ibid. Hlm 34-35
[9] Ibid. Hlm 36
[10] Ibid. Hlm 43-47
[11] Ibid. Hlm 72-74
[12] Sondang P Siagian,  Teori & Praktek Kepemimpinan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2018.)  Hal. 31-33

[13] Sondang P Siagian, loc.cit. hlm 44
[14] Kartini Kartono, loc.cit. hlm 76
[15] Sondang P Siagian, loc.cit. hlm 38
[16] Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline, diakses pada hari Sabtu 16 Februari 2019 Pukul 13:25 WIB
[17] Kartini Kartono, loc.cit. hlm 95
[18] http://KKBI.online.com diakses pada hari Kamis Tanggal 07 Februari 2019, Pukul 05.36
[19]Kartini Kartono, loc.cit. hlm 101-108
[20] Kartini Kartono, loc.cit. hlm 112-113
[21] Veithzal dkk, loc.cit. hlm 130-131
[22] Kartini Kartono, loc.cit. hlm 134
[23] Veithzal dkk, loc.cit. hlm 158
[24] M.K Chizbulloh,  Khutbah-Khutbah Pilihan, (Jakarta, Pustaka Amani,)  Hal. 58

Tidak ada komentar:

Posting Komentar