KONSEP DASAR KONFLIK DI SEKOLAH/ MADRASAH
Disajikan untuk Tugas
Mata Kuliah Manajemen Konflik
Semester Ganjil 2019-2020
Senin, 16 September 2019
Oleh :
Nur Maulani NIM: 2017 11 0049
Dosen Pengampu :
Dr. Darul Abror, M.Pd.I
PROGRAM STUDI MANEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AS-SHIDDIQIYAH
Jl. Lintas Timur KM.123 Desa Lubuk Seberuk, Kec. Lempuing Jaya, Kab. Ogan Komering Ilir, Prov. Sumatera Selatan
2019
DAFTAR ISI
COVER i
DAFTAR ISI 1
Bab 1 Pendahuluan 2
A. Latar BelakangP 2
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan 3
Bab 2 Pembahasan 4
A. Pengertian konflik 4
B. Bentuk dan Sumber Konflik 8
C. Konflik Dalam Perspektif Al-Quran 10
Bab 3 Penutup 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 15
Daftar Pustaka 16
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah organisasi seperti sekolah/madrasah untuk mencapai tujuan bersama di butuhkan komunikasi yang baik, namun tak jarang kita temui dalam sebuah organisasi pasti terjadi konflik. Pada umunya konflik dipadang selalu bernilai negative pada sebuah organisasi karena dapat menghambat suatu pencapaian yang telah direncakana sebelumnya.
Konflik atau sebuah pertantangan, merupakan hal wajar yang ada disetiap organisasi, hal ini disebabkan karena perbedaan padangan pada setiap manusia, sehingga menghasilkan pertentang pada sebuah keputusan yang diambil.
Pemateri mengutip tiga pandangan tentang konflik yang disampaikan salah satu Dosen dari Stai As-Shidiqiyah yaitu Ustadz Dr. Darul Abror, M.Pd.I. Tiga pandangan tentang konflik yaitu:
1. Pandangan tradisional, memandang bahwa konflik itu masalah.
2. Pandangan interpersonal, konflik dianggap wajar dan biasa.
3. Padangan fungsional, konflik harus ada untuk memberikan semangat pada organisasi. Konflik sifatnya membangun, untuk itu perlu dimunculkan inovasi.
Dalam setiap kelompok social selalu ada benih-benih pertentangan antara individudan individu, kelompok dan kelompok, individu atau kelompok dengan pemerintah. Pertentangan ini biasanya berbentuk non fisik. Tetapi dapat berkembang menjadi benturan fisik, kekerasaan dan tidak berbentuk kekerasaan. Konflik berasal dari kata kerja Latin, yaitu configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Dalam makalah ini penulis akan membahas konsep dasar konflik di Madrasah/ sekolah. Untuk lebih jelas dan rincinya penulis akan bahas dalam pembahasan berikut ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Manajemen Konflik?
2. Bagaimana Bentuk dan Sumber Konfik ?
3. Bagaimana konflik dalam Persepektif Al-Qur’an?
C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan
1. Sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Konflik.
2. Untuk memahami apa itu Persepsi konflik dalam Al-Quran.
3. Menambah wawasan tentang pemahaman terhadap konflik, baik pengertian, dasar konflik dan bentuk-bentuk konflik.
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian konflik
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Konflik adalah percecokan, pertentangan, ketegangan atau pertentangan didalam cerita rekaan atau drama (pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertantangan antara dua tokoh, dan sebagainya).
- Batin konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku.
- Kebudayaan, persaingan antara dua masyarakat sosial yang mempunyai kebudayaan hampir sama.
- Motivasi, konflik antara pihak manajemen dan pekerja yang timbul selama kegiatan industry berlangsung.
- Sosial pertentangan antara anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh di kehidupan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa konflik menurut KBBI adalah sebuah perbedaan yang terjadi baik dari batin konflik, kebudayaan, motivasi serta sosial pertentangan yang darinya timbulah konflik.
Menurut bahasa konflik dapat diartikan dengan perbedaan; pertentangan dan perselisihan. Istilah Konflik dalam Al-Quran, konflik diartikan “ikhtilaf” yang terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah (2);164 yang akan dibahas pada halaman selenajutnya di point C. Konflik merupakan kondisi prilaku yang tidak tersembunyi atau tidak disembunyikan di mana satu pihak ingin memenangkan kepetingannya sendiri diatas kepentingan pihak lain. Konflik pada dasarnya merupakan suatu proses, yang dimulai pada saat satu pihak merasa dibuat tidak senang
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik juga dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya. Menurut Gibson (1977:347) hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing– masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri–sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
Konflik dalam pengertian positif, konflik dihubungkan dengan pristiwa; petualangan, hal-hal baru, inovasi, pembersihan, pemurnian, pembaharuan, penerangan batin, rasionalitas yang dialektis, mawas-diri, perubahan dan seterusnya. Sedangkan dalam pengertian netral, konflik diartikan sebagai akibat biasa dari keanekaragaman individu manusia dengan sifat-sifat yang berbeda, dan tujuan hidup yang tidak sama pula.
Penulis mengambil kesimpulan dari tiga sumber diatas bahwa konflik merupakan sebuah kasus yang timbul akibat rasa ketidaksenangan dalam sebuah ikatan hubungan yang mengakibatkan rasa persaingan serta pertentangan muncul.
Konflik akan selalu mewarnai semua pengalaman manusia ia dapat terjadi bahkan dalam diri sesorang, yang biasa disebut sebagai konflik intra-personal (intrapersonal conflict). Lebih-lebih konflik dapat terjadi di dalam (within) banyak orang atau satuan sosial, baik berupa konflik intra-nasional. Konflik juga dapat dialami antara (between) dua atau lebih orang atau satuan sosial yang disebut konflik antar pribadi (interpersonal conflict), antar kelompok (interntional conflict).
Konflik adalah adanya kesenjangan atau ketidaksesuaian diantara berbagai bidang dalam sebuah organisasi, maupun diantara anggota didalam suatu bagian tertentu dalam organisasi.
Marx, Dahrendorf, Simmel, dan Coser mengatakan bahwa secara sederhana, konflik adalah pertentangan antara satu individu dengan individu lain, atau antara satu kelompok dengan kelompok lain. Sebetulnya, konflik dapat dilihat dari dua segi. Dari segi positif, konflik dapat mendinamisasikan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Konflik dapat memacu bagi terjadinya kompetisi yang sehat, orang berupaya untuk menjadi lebih baik dari yang lainnya. Konflik bisa menjadi tahap awal perubahan sosial. Dari segi negatif, konflik merupakan salah satu masalah yang perlu diatasi. Konflik yang sengit dapat memicu perselisihan dan permusuhan yang tajam, yang mengganggu suasana antarkelompok dalam masyarakat (Johnson, 1986).
Menurut para pakar, sebenarnya yang disebut dengan konflik, adalah: Konflik tidak lebih dari adanya beberapa pilihan yang saling bersaing atau tidak selaras. Konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaransasaran yang tidak sejalan. Konflik adalah dua atau lebih reaksi yang bertentangan terhadap suatu peristiwa, atau perbedaan antara dua individu, adanya saling permusuhan antara kelompok, atau adanya suatu masalah yang harus diselesaikan.
Dari pemaparan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa konflik dapat dialami oleh berbagai pihak yang merasa tidak sesuainya cara padang yang dimiliki dengan cara padang orang lain, hal ini terjadi baik pada organisasi maupun antara rekan kerja bahkan konflik dapat terjadi pada diri sendiri.
Untuk memahami definisi manajemen konflik penulis akan terlebih dahulu membahas pengertian manajemen.
Definisi Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain (management is the art of getting things done through people (Mary Parker Follest, 1997).
Manajemen adalah proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah manusia untuk mencapai suatu tujuan. Pengendalian dan yang dikendalikan adalah manusia.
Dari pengertian diatas tentang manajemen, penulis menarik kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu usaha kerjasama dengan tim atau anggota dari sebuah lembaga dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen. Sedangkan jika ditarik kesimpulan manajemen konflik yang penulis fahami adalah serangkaian pengaturan yang sudah direncakan untuk menangani atau menanggulangi kesenjangan yang akan terjadi maupun yang sudah terjadi.
B. Bentuk dan Sumber Konflik
1. Bentuk Konflik
a.) Konflik intra personal (intrapersonal conflict)
b.) Konflik antar kelompok (intergroup conflict)
c.) Konflik antar bangsa (international conflict)
d.) Konflik dengan diri sendiri (keinginan yang tidak bisa dipenuhi sekaligus)
e.) Konflik antar individu (pertentangan kepentingan)
f.) Konflik antara individu dan kelompok
g.) Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
h.) Konflik antara organisasi (persaingan)
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahawa bentuk konflik sangatlah beragam mulai dari konflik yang terbentuk dari diri sendiri, sampai pada lingkungan luar sebuah organisasi memungkinkan terjadinya konflik.
2. Sumber Konflik
Sumber konflik sangatlah beragam salah satunya penulis mengutip sumber konflik dari buku Veihzal Rivai Zainal Dkk yang berjudul kepemimpinan dan perilaku oraganisai yang menyatakan bahwa sumber konflik sebagai berikut:
a.) Biososial: para pakar manajemen menempatkan frustasi-agresi sebagai sumber konflik. Berdasarkan pendekatan ini frustasi sering menghasilkan agresi yang mengarah pada terjadinya konflik. Frustasi juga dihasilkan dari kecenderungan ekspetasi pencapaian yang lebih cepat dari apa yang seharusnya.
b.) Kepribadian dan interaksi: termasuk didalamnya kepribadian yang abrasive (suka menghasut), ganguan psikologi, kemiskinan, keterampilan, interpersonal, kejengkelan, persaingan (rivalitas), perbedaan gaya interaksi, ketidaksederajatan hubungan.
c.) Structural, banyak konflik yang melekat pada struktur organisasi dan masyarakat. Kekuasaan, status dan kelas merupakan hal-hal asasi manusia, gender, dan sebagainya.
d.) Budaya dan ideology, intensitas konflik dari sumber ini sering dihasilkan dari perbedaan politik, sosial, agama dan budaya. Konflik ini juga timbul diantara masyarakat karena perbedaan nilai.
e.) Konvergensi (gabungan), dalam situasi tertentu sumber-sumber konflik itu menjadi satu, sehingga menimbulkan kompleksitas konflik itu sendiri.
Sedangkan dalam buku Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah yang berjudul Pengantar Manajeman, mengatakan bahwa sumber konflik:
a.) Factor komunikasi
b.) Factor stuktur tugas dan stuktur organisasi
c.) Faktor personal
d.) Faktor lingkungan.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa sumber konflik sangatlah beragam hal ini terbukti dari beberapa sumber yang penulis baca terdapat macam-macam sumber munculnya konflik yang tak lain sumber tersebut juga muncul dari kondisi psikologi, kebiasaan, komunikasi, lingkungan dan sebagainya. Dalam hal ini penulis lebih condong pada pendapat bahwa sumber utama konflik adalah personalnya atau pribadi tersebut, bagaimana dalam menghadapi konflik yang akan terjadi maupun sudah terjadi.
C. Konflik Dalam Perspektif Al-Quran
Sebelum melangkah pada penjelasan selanjutnya penulis terlebih dahulu akan menjelaskan apa yang dimaksud perspektif atau cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat oleh dengan tiga dimensi (panjang, lebar dan tingginya), atau sudut pandang/ pandangan.
Peespektif atau Persepsi merupakan suatu proses pemberian arti dan makna terhadap suatu objek yang ada pada lingkungan. Jadi dalam point ini akan membahas konflik dalam padangan Al-Quran.
Dalam istilah Al-Qur’an, konflik itu sinonim dengan kata “ikhtilaf” yang terdapat Al-Quran Surah Al-Baqarah (2); 164 dan (surah 2:176, 213, 253; QS 3 ; 105 QS 4:157 QS.8;42 QS 16; 39, 64, 124, QS 23;80 ; QS 30;32) berikut ini:
• • •• •
164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
•
39. agar Allah menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta.
64. dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
105. dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,
Konflik dalam terminology Al-Quran sepadan kata “ikhtilaf” yang berarti berselisih/ berlaianan (to be variance), menemukan sebab perbedaan, berbeda, mencari sebab perselisihan, dan sebagainya. Konflik juga dapat dikatakan merupakan Suasana batin yang berisi kegelisahan karena pertentangan dua motif atau lebih yang mendorong seseorang berbuat motif atau lebih kegiatan yang saling bertentangan pada waktu yang bersamaan.
Dalam al-qur’an, istilah konflik merujuk pada kata ‘aduw yang artinya adalah permusuhan, pertentangan dan juga konflik. Sebetulnya penjelasan dari kata-kata aduw itu bisa ditemukan dalam banyak ayat al-qur’an. Setidaknya ada 19 kali meliputi bahasan seperti konflik fir’aun dan bani israil, konflik mu’min dan kafir dan lainnya. Sebagai mahluk sosial, manusia memang akan selalu dihadapkan pada kenyataan tentang konflik. Bahkan Dahrendorf dalam Margaret (2000:131), menganggap manusia memiliki sifatganda, memiliki sisi konflik dan sisi kerja sama. Salah satu konflik terbesar manusia sebetulnya tidak terletak pada konflik politik, atau peperangan melainkan pada konflik yang ada dalam diri mereka. Salah satu konflik diri yang paling besar adalah bagaimana menetralisir hati untuk melawan hawa nafsu. Hal itu sudah lama tertuang dalam hadis rasulullah SAW yang berbunyi:ُ
لَضْفَأُُِداَهِجْلاُُْنَأَُُدَهاَجيُُلجَّرلاَُُهَسْفَنَُُوُُهاَوَه
“Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad [berjuang] melawan dirinya dan hawa nafsunya,”
(hadits ini derajatnya shahih. Diriwayatkan oleh Ibnu An-Najjar dari Abu Dzarr Radhiyallahu anhu.)
Konflik dalam diri ini biasa disebut juga dengan konflik batin. Dalam konflik ini, manusia harus bisa meredam keinginan-keinginannya karena beragam hal yang harus dipertimbangkan. Manusia juga harus bisa melihat kondisi dari dalam diri mereka apakah mampu untuk memiliki atau mendapatkan apa yang diinginkannya atau tidak. Jika tidak mampu, maka sudah seharusnya menunda atau bahkan melupakan keinginan yang sangat diinginkannya itu.
Pada point ini konfilik dalam perspektif Al-Quran atau cara padang islam, penulis menarik kesimpulan bahwa konflik terjadi pada siapapun termasuk pada zaman Nabi Muhammad SAW, dimana konflik sudah sering terjadi. Namun Islam telah secara jelas memeberikan keterangan tentang konflik baik dari pengertian, cara menghadapi konflik serta cara penyelesaian secara gambalang telah Allah jelaskan dalam Al-Quran, begitupun dalam sabda Nabi Muhammad Saw yang membahas tentang konflik.
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
konflik dapat dialami oleh berbagai pihak yang merasa tidak sesuainya cara padang yang dimiliki dengan cara padang orang lain, hal ini terjadi baik pada organisasi maupun antara rekan kerja bahkan konflik dapat terjadi pada diri sendiri.
Manajemen adalah suatu usaha kerjasama dengan tim atau anggota dari sebuah lembaga dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen. Sedangkan jika ditarik kesimpulan manajemen konflik yang penulis fahami adalah serangkaian pengaturan yang sudah direncakan untuk menangani atau menanggulangi kesenjangan yang akan terjadi maupun yang sudah terjadi.
Bentuk konflik sangatlah beragam mulai dari konflik yang terbentuk dari diri sendiri, sampai pada lingkungan luar sebuah organisasi memungkinkan terjadinya konflik.
sumber konflik sangatlah beragam hal ini terbukti dari beberapa sumber yang penulis baca terdapat macam-macam sumber munculnya konflik yang tak lain sumber tersebut juga muncul dari kondisi psikologi, kebiasaan, komunikasi, lingkungan dan sebagainya. Dalam hal ini penulis lebih condong pada pendapat bahwa sumber utama konflik adalah personalnya atau pribadi tersebut, bagaimana dalam menghadapi konflik yang akan terjadi maupun sudah terjadi.
Pada point ini konfilik dalam perspektif Al-Quran atau cara padang islam, penulis menarik kesimpulan bahwa konflik terjadi pada siapapun termasuk pada zaman Nabi Muhammad SAW, dimana konflik sudah sering terjadi. Namun Islam telah secara jelas memeberikan keterangan tentang konflik baik dari pengertian, cara menghadapi konflik serta cara penyelesaian secara gambalang telah Allah jelaskan dalam Al-Quran, begitupun dalam sabda Nabi Muhammad Saw yang membahas tentang konflik.
B. Saran
Penulis menyarankan teman-teman yang membaca makalah yang berjudul “ Konsep Dasar Konflik di sekolah/madrasah” untuk menambah wawasan dari sumber-sumber yang terkait seperti internet dan lain sebagainya. Untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai hal yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Abror Darul, Mengutip penjelasan dari Materi Manajemen Konflik, pada hari Senin 09 September 2019 Pukul.16.30 WIB
Akbar Ali, Manajemen Konflik: Studi Atas Hadis-Hadis Tentang Kecemburuan Istri-Istri Nabi Saw, Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Alya Qonita, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar, 2009, PT INDAHJAYA AdiPratama
Diah Praba,Bentuk Dan Penyebab Konflik, https://youtu.be/mLgy3oE5cU4 diakses pada Hari Minggu Pukul. 11.15 WIB.
Herlina Lina, Jurnal: Perspektif Islam Tentang Konflik Sosial: AnalisisterhadapKondisi Konflik Politik di Media Sosial, Program Studi Religious Studies Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,
http://www.pmtprofdrhamka.sch.id/susunan-personalia.html diakses pada hari Rabu, 08 Mei 2019 Pukul 13.40 WIB
https://kbbi.web.id/ diakses pada hari Senin 17 September 2019 Pukul. 09.00WIB
Kartono Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, 2016. Jakarta, Rajawali Pers,
Kelompok 5, Pelaku organisasi persepsi dan komunikasi, By. Vinset Kas. 12 Juni 2018) diakses pada hari Jumat, 06 September 2019
Mustamin, Jurnal Ilmiah Mandala Education (Studi Konflik Sosial Di Desa Bugis Dan Parangina Kecamatan Sape Kabupaten Bima Tahun 2014), Vol. 2. No. 2
Masyhud Sulthon dan Khusnurdilo Moh, Manajemen Pondok Pesantren, 2003. Jakarta, Diva Pustaka
Muspawi Mohamad, Manajemen Konflik ( Upaya Penyelesaian Konflik Dalam Organisasi ), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, , Mendalo – Darat Jambi 3636, Volume 16, Nomor 2, Hal. 41-46 ISSN:0852-8349 Juli–Desember 2014
Rivai Zainal Veihzal Dkk, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, 2014. Jakarta, Rajawali Pers
Sumartias Suwandi dan Rahmat Agus, Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Konflik Sosial Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Padjadjaran Bandung Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 16 No. 1, Juli 2013 : 13-20
Trisnawati Sule Ernie & Saefullah Kurniawan, 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta, Prenadamedia Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar