Sabtu, 14 September 2019

SOSIOLOGI PENDIDIKAN







PENGERTIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN


Disajikan untuk Tugas
Mata Kuliah Sosiologi dan Atropologi Pendidikan
Semester Ganjil  2019-2020
Minggu,  16 September 2019


Oleh :
                                                Nur Maulani                          NIM: 2017 11 0049
                                                Zulfa Lilatul Fadilah           NIM: 2017 11 0010
                                                Uswatun Khasanah              NIM: 2017 11 0021
                                                Yuni Lindasari                      NIM: 2017 11 0033
                                               

Dosen Pengampu :
Santoso, M.Pd.I



PROGRAM STUDI MANEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AS-SHIDDIQIYAH

Jl. Lintas Timur KM.123 Desa Lubuk Seberuk, Kec. Lempuing Jaya, Kab. Ogan Komering Ilir, Prov. Sumatera Selatan
2019


Bab 1 Pendahuluan

A.    Latar Belakang

Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walaupun telah mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal  kebudayaan dan peradaban,  masyarakat  manusia sebagai proses pergaulan hidup telah menarik perhatian.
Awal mulanya, orang-orang yang meninjau masyarakat hanya tertarik pada masalah-masalah yang menarik perhatian umum, seperti kejahatan, perang, kekuasaan golongan yang berkuasa, keagamaan, dan lain sebagainya. Dari pemikiran serta penilaian yang demikian itu, orang kemudian meningkat pada filasafat kemasyarakatan, dimana orang menguraikan harapan-harapan. Tentang susunan serta kehidupan masyarakat yang diingini atau yang ideal.
Dengan demikian, timbullah perumusan niai-nilai dan kaidah-kaidah yang harusnya ditaati oleh setiap manusia dalam hubungnya dengan manusia lain dalam suatu masyarakat. Yang dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan yang bahagia dan damai bagi semua manusia selama hidup di dunia.[1]
Dalam makalah ini kami sebagai pemateri akan membahas tentang pengertian sosiologi pendidikan, asal usul serta pokok-pokok sosiologi pendidikan. Untuk lebih jelas dan rincinya akan kami bahas dalam pembahasan berikut ini.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Yang Dimaksud Sosiologi Pendidikan ?
2.      Bagaimana asal usul Sosiologi Pendidikan?
3.      Apa Saja Pokok-Pokok Sosiologi Pendidikan?

C.    Tujuan dan Manfaat Pembahasan

1.      Sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan.
2.      Untuk memahami apa itu Sosiologi Pendidikan.
3.      Menambah wawasan tentang Sosiologi Pendidikan.
4.      Mengetahui asal-usul Sosiologi Pendidikan.


Bab 2 Pembahasan

A.    Definisi Sosiologi Pendidikan

Secara harfiah atau etimologis (definisi nominal), sosiologi berasal dari bahasa latin: Socius = teman, kawan, sahabat, dan Logos = ilmu pengtahuan.
Jadi sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman atau berkawan atau bersahabat yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat. Sedangkan secara operasional (definisi real), beberapa pakar sosiologi mendefinisikan sebagai berikut:
1.      Sosiologi adalah study tentang hubungan antara manusia (Human realtionship). (Alvin Bertrand)
2.      Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis (Mayor Polak).[2]

Brinkerhoft dan white (1989;4)  berpendapat bahwa sosiologi adalah study sistematik tentang interaksi sosial manusia. Penekanannya pada hubungan dan pola interaksi, yaitu bagaimana pola-pola  ini tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan, dan juga mereka berubah.[3]
Ilmu sosiologi membahas tentang sistem sosial dan interaksi manusia dalam suatu sistem sosial. Sumbangan ilmu sosiologi terhadap prilaku keorganisasian terutama pemahaman tentang perilaku kelompok didalam organisasi.[4]
Jadi dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan dengan manusia lain atau masyarakat. Selanjutnya akan dibahas tentang pengetian pendidikan.
Berdasarkan pengertian UU No 20 Tahun 2003, tentang Pendidikan yang salah satu penjabaranya menyangkut nilai-nilai keagamaan, Al-Qur’an pun telah membahas didalamnya tentang pendidikan, penulis mengambil salah satu ayat Al-Qur’an:

zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ  
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-Alaq ayat.5)

Seperti pada umunya kita mengetahui bahwa islam sudah mengajarakan umatnya perihal pentingnya sebuah pendidikan dalam kehidupan, bisa di pastikan manusia akan salah kaprah jika tidak memiliki pendidikan. Bahkan pengertian pendidikan dalam segi bahasa yang dimiliki ajaran Islam ternyata jauh lebih beragam, dibandingkan dengan pengertian pendidikan dari segi bahasa di luar Islam. Hal ini selain menunjukan keseriusan, dan kecermatan ajaran Islam dalam membina potensi manusia secara detail, juga menunjukan tanggung jawab yang besar pula. Yakni, bahwa dalam melakukan pendidikan tidak boleh mengabaikan pengembangan seluruh potensi manusia.[5]
Pendidikan dapat diartikan sebagai hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat), yang berfungsi sebagai filsafat pendidikanya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya, sekaligus menunjukan cara, bagaimana warga negara bangsanya berpikir dan berprilaku secara turun temurun, hingga kepada generasi berikutnya.[6]

Dilihat dari objek penyelidikannya Sosiologi pendidikan adalah bagian dari ilmu sosial terutama sosiologi dan ilmu pendidikan yang secara umum juga merupakan bagian dari kelompok ilmu sosial. Sedangkan yang termasuk dalam lingkup ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu pendidikan, psikologi, antropologi dan sosiologi.
Objek penelitian sosiologi pendidikan adalah tingkah laku sosial yaitu tingkah laku manusia dan institusi sosial yang berkait dengan pendidikan. Tingkah laku itu hanya dapat dimengerti dari tujuan, cita-cita dan nilai-nilai yang dikejar. Sebagaimana dalam terminologi sosiologi, sosiologi pendidikan berbicara tentang pandangan tentang kelas, sekolah, keluarga, masyarakat desa, kelompok-kelompok masyarakat dan sebagainya, masing-masing terungkap dalam wilayah suatu sistem sosial. Tiap-tiap sistem sosial merupakan kesatuan integral yang mendapat pengaruh dari.
1.      Sistem sosial yang lain
2.      Lingkungan alam
3.      Sifat-sifat fisik manusia
4.      Karaker mental penghuninya.[7]
Dari pemaparan diatas pemateri menyimpulkan bahwa sosiologi pendidikan adalah sebuah ilmu yang mempelajari tingkah laku masyarakat sosial dalam sebuah pendidikan.

B.     Sejarah Sosiologi Pedidikan

Sosiologi pendidikan berawal dari ilmu sosiologi umum atau sosiologi mikro (micro sociology) yang muncul pada abad ke-18. Ilmu sosiologi mulai melepaskan diri dari ilmu filsafat dan berdiri sendiri sejak abad ke-19. Istilah sosiologi pertama kali digunakan August comter (1798-1857). Dalam bukunya cour de phillosophie positive, yang terbit pada (1838). Dalam bukunya comter menyatakan tetang hukum perkembangan masyarakat melalui tiga tahap utama. Tahapan ini ditentukan menurut cara berfikir yang dominan, terbagi kedalam tiga tahap yaitu:
a.       Tahap teologis, ditandai oleh zad adikodrati yang maha kuasa.
b.      Taha metafisik, ditandai oleh kekuatan pikiran dan ide-ide abstrak yang absolut, dan
c.       Tahap positif yang ditandai dengan kemajuan ilmu-ilmu positivistik untuk kemajuan dan keteraturan hidup manusia.[8]
 Sosiologi berasal dari kata socious dan logos. Socious berasal dari bahasa latin yang artinya “teman” sedangkan logos berasal dari bahasa yunani yang artinya “kata, perkataan atau pembicaraan”. Jadi sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yanng menguasai kehidupan. [9]
Pada awalnya sosiologi berada dalam ilmu filsafat yang dipandang sebagai satu-satunya ilmu untuk pengetahuan umum. Namun, ketika ada masalah yang terdapat dalam masyarakat yang ternyata tidak bisa dipecahkan dalam ilmu filsafat maupun ilmu-ilmu lainya, maka kebiasaaan untuk memisahkan ilmu sosiologi dari ilmu lainya tampak dan terasa pada masa revolusi di Eropa yang mengganas dalam revolusi Prancis.
Proses kelahiran sosiologi dilatar belakangi oleh serangkaian perubahan dan krisis yang terjadi di Eropa  Barat. pada akhir abad ke 15 dan permulaan abad ke 16 di eropa barat terjadi rennaissance (kebangkitan kembali) yang ditandai oleh mulai timbulnya kapitalisme, perubahan-perubahan di bidang sosial-politik, perubahan berkenaan dengan reformasi Martin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya ilmu pengetahuan modern, revolusi industri pada abad ke 18, serta terjadinya revolusi Prancis.
Revolusi industri dan revolusi Prancis mendorong perubahan sosial yang sangat cepat. Perubahan sosial yang cepat menimbulkan kesenjangan kultural. Kesenjanngan kultural ini yang menjadi penyebab munculnya masalah-masalah sosial yang dialami dunia pendidikan. [10]
Sejak awal perkembangannya pada awal abad, ke-19, hingga dewasa ini, ilmu sosiologi telah mengalami perubahan yang terus menerus ilmu yang disebut oleh Auguste dengan sebutan “social physics” yang kemudian dikenal dengan sosiologi. Sosiologi terus berkembang seiring dengan perubahan yang timbul di masyarakat. Pada awalnya ahli pendidikan sosial sebagai bidang studi yang  memberikan dasar bagi kemajuan sosial dan pemecahan masalah sosial. Pendidikan dianggap sebagai badan yang sanggup memperbaiki masyarakat. Pendidikan dijadikan alat kontrol sosial yang membawa kebudayaan ke puncak yang  lebih tinggi.
Perkembangan sosiologi umum tersebut sering pula dengan perkembangan sosiologi pendidikan yang sudah merupakan kajian khusus dalam ilmu pendidikan. Selanjutnya sosiologi pendidikan sudah tidak bisa dipisahkan dari sejumlah jenis ilmu yang terkait dengan pendidikan, karena sosiologi pendidikan merupakan awal perkembangan ilmu pendidikan.
Ditinjau dari perspektif sebab lahirnya sosiologi pendidikan adalah dikarenakan adanya perkembangan masyarakat yang cepat dan berakibat pada merosotnya peran pendidik, dan perubahan interasi antar manusia. Dikarenakan masyarakat tumbuh dan berkembang bukan disekolah melainkan dimasyarakat. Perkembangan disiplin ilmu sosiologi pendidikan dimulai dari Lester F Ward yang dianggap sebagai pencetus gagasan timbulnya studi baru ini. Sedangkan pelopor studi pendidikan dalam arti formal ialah John Dewey yang menerbitkan buku school and society (1899). Dalam buku ini beliau menekankan pendapatnya mengenai sekolah sebagai instusi sosial.
Studi sosiologi pendidikan yang memadai harus mencakup pengertian tentang individu dan lingkungan sosialnya, dimana individu dan lingkungan sosialnya tidak berdiri sendiri, tetapi terjadi hubungan timbal balik antar keduanya. Hal ini dikarenakan bahwa tingkah laku individu semenjak lahir sampai meninggal dunia terus-menerus dikondisikan oleh kebudayaan masyarakat, dimana sosiologi pendidikan pun harus menyelidikinya. Sosiologi pendidikan tidak hanya terfokus pada pendidikan formal, sekolah, tetapi harus meliputi juga lembaga lain, misalnya keluarga kelompok permainan, lembaga agama dan lembaga-lembaga lain.

C.    Tujuan Sosiologi Pendidikan

Secara umum tujuan sosiologi adalah meningkatkan daya dan kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, terutama lingkungan sosial budaya dengan cara mengembangkan pengetahuan yang obyektif mengenai gejala-gejala kemasyarakatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah sosial.[11]
Menurut Ary Gunawan, tujuan sosiologi pendidikan sebagai berikut:
1.   Menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak perlu diperhatikan.
2.   Menganalisis perkembangan dan kemajuan sosial. Banyak pakar atau orang yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan peran yang sangat besar bagi kemajuan masyarakat. Sebab, biasanya dengan memiliki ijazah yang tinggi, seseorang akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi serta penghasilan yang lebih banyak.
3.   Menganalisis status pendidikan di dalam masyarakat. Berdirinya suatu lembaga pendidikan dalam masyarakat sering disesuaikan dengan tingkatan daerah tempat lembaga pendidikan berada. Misalnya, perguruan tinggi bisa didirikan di tingkat provinsi atau minimal kabupaten yang cukup baik animo mahasiswanya.
4.   Menganalisis partisipasi orang-orang terdidik dalam kegiatan sosial. Peran atau aktivitas warga yang berpendidikan sering menjadi ukuran tingkat kemajuan suatu masyarakat. Orang-orang berpendidikan mudah untuk berperan dalam masyarakat.
5.   Memberikan latihan-latihan yang efektif dalam bidang sosiologi kepada guru atau orang yang terlibat dalam pendidikan sehingga memberikan kontribusi yang tepat terhadap proses pendidikan.[12]
6.   Untuk memahami seberapa jauhkah guru dapat membina kegiatan sosial anak didiknya untuk mengembangkan kepribadian anak.
7.   Untuk  menyelidiki fator-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa menstimulir pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.[13]
Sosiologi penting untuk dipelajari. Tujuan dari mempelajari sosiologi, diantaranya:
1.      Untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum karena sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar manusia dan juga perihal sifat, hakekat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan ilmu sosiologi dapat memberikan wawasan akademis maupun praktis.
2.      Untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
3.      Meningkatkan pemahaman terhadap ciri-ciri dan sifat-sifat masyarakat serta meningkatkan daya adaptasi diri dengan lingkungan hidupnya.
4.      Memahami konsep-konsep sosiologi, seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, konflik, dan integrasi sosial.
5.      Menumbuhakan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
6.      Untuk menganalisis status pendidikan di masyarakat.
7.      Untuk menganalisis partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan dalam kegiatan sosial.[14]

D.    Pokok-Pokok Sosiologi Pendidikan

Sosiologi pendidikan mengacu pada penerapan pengetahuan sosiologi, tehnik berfikir, dan pengumpulan data dalam menyelidiki pendidikan. Dengan demikian sosiologi pendidikan mempelajari tentang proses pendidikan sebagai interaksi sosial, sekolah sebagai kelompok sosial, serta sebagai lembaga sosial. Sumbangan sosiologi pendidikan adalah memberikan hasil analisis dalam hubungan antar manusia di dalam sekolah dan struktur masyarakat didalam sekolah itu berada[15]. Dengan demikian berikut pokok-pokok kajian dalam sosiologi adalah sebagai berikut:    
1.      Fakta sosial sebagai cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang berada di luar individudan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.

2.      Sosial tindakan sebagi tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.


3.      Khalayan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi dimasyarakat maupun yang berada pada diri manusia
4.      Realitas sosial adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh secara sosilog dengan mengikuti aturan –aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir seacara jeli serta menghindari penilaian normatif[16].

Bab 3 Penutup

A.    Kesimpulan

Sosiologi pendidikan adalah tingkah laku sosial yaitu tingkah laku manusia dan institusi sosial yang berkait dengan pendidikan. Tingkah laku itu hanya dapat dimengerti dari tujuan, cita-cita dan nilai-nilai yang dikejar. Sebagaimana dalam terminologi sosiologi, sosiologi pendidikan berbicara tentang pandangan tentang kelas, sekolah, keluarga, masyarakat desa, kelompok-kelompok masyarakat dan sebagainya, masing-masing terungkap dalam wilayah suatu sistem sosial. Tiap-tiap sistem sosial merupakan kesatuan integral yang mendapat pengaruh dari Sistem sosial yang lain, Lingkungan alam, Sifat-sifat fisik manusia, dan Karaker mental penghuninya.
Asal mula Sosiologi pendidikan proses kelahiran sosiologi dilatar belakangi oleh serangkaian perubahan dan krisis yang terjadi di Eropa Barat pada masa abad ke-15 dan permulaan abad ke-16 di Eropa. Sosiologi pendidikan berawal dari ilmu sosiologi umum atau sosiologi mikro (micro sociology) yang muncul pada abad ke-18. Abad ke-19 ilmu sosiologi mulau melapaskan diri dari ilmu filsafat. Pertama kali istilah sosiologi digunakan August Comter (1798-1857) dalam bukunya Cour de philosophie positive (1838). Perkembangan disiplin ilmu sosiologi pendidikan dimulai dari Laster F Ward yang dianggap pencetus gagasan timbulnya baru ini. Sedangkan pelopor studi pendidikan dalam arti formal ialah John Dewey yang menerbitkan buku School and society (1899).
Secara umum tujuan sosiologi adalah meningkatkan daya dan kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, terutama lingkungan sosial budaya dengan cara mengembangkan pengetahuan yang obyektif mengenai gejala-gejala kemasyarakatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah sosial.


pokok-pokok kajian dalam sosiologi adalah sebagai berikut:    
1.      Fakta sosial sebagai cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang berada di luar individudan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
2.      Sosial tindakan sebagi tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.
3.      Khalayan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi dimasyarakat maupun yang berada pada diri manusia Realitas sosial adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh secara sosilog dengan mengikuti aturan –aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir seacara jeli serta menghindari penilaian normatif

B.     Saran

Penulis menyarankan teman-teman yang membaca makalah yang berjudulPengertian Sosiologi Pendidikan” untuk menambah wawasan dari sumber-sumber yang terkait seperti internet dan lain sebagainya. Untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai hal yang terkait.


Daftar Pustaka


Anwar Muhammad,  Filsafat Pendidikan, 2017, Depok, Kencana, 2017

Damsar,  Pengantar Sosiologi Pendidikan, 2011, Jakarta, Prenada Media

H. Gunawan Ary,  Sosiologi Pendidikan, 2010, Jakarta, Rineka Cipta

https://core.ac.uk. Sosiologi pendidikan Di akses pada hari kamis tanggal 12 september 2019 pukul 23.30

https://id.m.Wikipedia.org  Di akses pada hari kamis tanggal 12 september 2019 pukul 23.14


https://www.academia.edu sosiologi pendidikan Di akses pada hari kamis tanggal 12 september 2019 pukul 23.18

http://www.tintapendidikanindonesia.com tujuan sosiologi pendidikan Di akses pada hari kamis tanggal 12 september 2019 pukul 23.20

https://staimaarif-jambi.ac.id  pengertian sosiologi pendidikan Di akses pada hari kamis tanggal 12 september 2019 pukul 23.40

Idi Abdullah. Sosiologi Pendidikan (Individu,Masyarakat, Dan Pendidikan), 2013, Jakarta: Rajawali Pers

Karsidi Ravik,  Sosiologi Pendidikan, 2008, Jawa Tengah, UNS Press

Nata Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam, 2010, Jakarta, PT Fajar Interpratama Mandiri

Maksum  Ali, Sosiologi Pendidikan (Buku Perkuliahan Program S 1

Rivai Zainal Veihzal Dkk,  Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, 2014, Jakarta, Rajawali Pers

Robert H Lauer, persepektif tentang perubahan sosial, ahli bahasa alimandan S.U, 2001, Jakarta:Rineka Cipta



Soeknto Soerjono dan Sulistyowati Budi,  Sosiologi Suatu Pengantar, 2005, Jakarta, Rajawali Pers

Sosiologi pendidikan, https://www.academia.edu, diakses pada Sabtu, 14 September 2019, pukul 19.02 WIB

Sosiologi penddikan, http://www.tintapendidikanindonesia.com, diakses pada Sabtu,  14 September 2019, pukul 19.19 WIB

Pengertian sosiologi pendidikan, https://core.ac.uk,  diakses pada Sabtu. 14 September 2019, pukul 19.37 WIB



[1] Soerjono Soeknto dan Budi Sulistyowati,  Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, Rajawali Pers, 2005.)  Hal. 12
[2] Ary H. Gunawan,  Sosiologi Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010.)  Hal. 3
[3] Damsar,  Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta, Prenada Media, 2011.)  Hal. 2
[4] Veihzal Rivai Zainal Dkk,  Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta, Rajawali Pers, 2014.)  Hal. 187
[5] Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, PT Fajar Interpratama Mandiri, 2010.)  Hal. 35
[6] Muhammad Anwar,  Filsafat Pendidikan, (Depok, Kencana, 2017.)  Hal. 20
[7] Ravik Karsidi,  Sosiologi Pendidikan, (Jawa Tengah, UNS Press, 2008.)  Hal. 2-3
Mandiri, 2010.)  Hal. 35
[8] Robert H Lauer, persepektif tentang perubahan sosial, Iahli bahasa alimandan S.U (jakarta:Rineka Cipta, 2001) hlm 73-74.
[9] Prof, Dr. H. Abdullah Idi,M.Ed. sosiologi pendidikan (individu,masyarakat, dan pendidikan), Jakarta: Rajawali Pers, 2013 hlm 6-8
[10] Dr. Ali Maksum, sosiologi pendidikan (buku perkuliahan program S 1), hlm 25-26
[11] Sosiologi pendidikan, https://www.academia.edu, diakses pada 14 September 2019, pukul 19.02 WIB
[12] Sosiologi penddikan, http://www.tintapendidikanindonesia.com, diakses pada 14 September 2019, pukul 19.19 WIB
[13] Pengertian sosiologi pendidikan, https://core.ac.uk,  diakses pada 14 September 2019, pukul 19.37 WIB
[14] Tujuan sosiologi pendidikan, https://staimaarif-jambi.ac.id, diakses pada 14 September 2019, pukul 19.52 WIB
[16] https://id.m.Wikipedia.org  Di akses pada hari kamis tanggal 12 september 2019 pukul 23.14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar