Sabtu, 14 September 2019
Suara Rakyat
Suara Rakyat
Ku tunjukan bait-bait ini untuk mu Tak akan bersuara yang ada hanya senyap terasa Anggap saja deretan huruf ini suara kami Suara kami yang ingin kau dengar Suara kami yang ingin kau fahami Masih kami ingat, Saat suara kami begitu berharga untuk kemenangan mu Kala itu engkau datang membawa segelas kopi Dengan rasa manis kau suguhkan kopi itu Kopi itu tak terasa pahit sedikitpun Sungguh manis apa ini kopi, pikir kami saat itu Kami mulai menaruh harapan pada pundak mu Berharap kopi yang engkau suguhkan selalu terasa manis ah apa lah, ini hanya ocehan receh kami yang berharap hukum berjalan dengan adanya tak memandang kami bertopi capi dan dia yang berdasi kami ini siapa? yang tak mampu membeli kunci untuk menyelesaikan masalah hukum kian meruncing kebawah menekan kaum seperti kami, yang tak berdasi dan tak punya kunci apa kami harus berdasi agar hukum setara dengan kami ah..!!! rasanya sama saja kami tak punya pelicin untuk itu kami tak mampu memberikan pelicin itu pada aturan yang mudah goyah dan kami tetaplah salah jika bicara hukum dinegeri ini kopi yang engkau suguhkan lambat laun engkau kurangi takaran gulanya hingga pahit terasa di lidah kami harapan kami mulai terlupakan di meja kerja mu mungkin, engkau terlalu sibuk dengan setumpukan tugas hingga kopi yang engkau suguhkan tak lagi sama seperti dulu ini suara rakyat yang tak terdengar atau mungkin terlupakan oleh mu “NM”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar