Selasa, 24 Maret 2020

karena Covid-19

Soal covid-19 aku ingin sedikit  membahasnya, tentu bukan dalam sudut pandang tenaga medis dan ilmuan yang lebih memahami virus tersebut. Ya, aku sadar baground ku sama sekali tak menjurus untuk memahami wabah ini lebih dalam. Untuk itu aku ingin mengutarakan dalam sudut pandangku, dimana sebab akibat dari covid-19 memang mulai terasa. Oke bahas dikit soal apa sih covid-19 (hihih searching google donk) yang aku kutip dari Kompas.com Covid-19 disebut sindrom pernafasan akut parah corona virus 2. Kalo kesimpulan dari aku sih semacam penyakit yang menggangu pernafasan, dan beberapa artikel mengatakan bahwa “orang yang terjakit penyakit Covid-19 akan merasakan sakit saat bernafas, persisnya seperti ada serpihan kaca yang mengenai jantung”. Eh, untuk lebih jelas bisa searching google ya say aku mah apa gak banyak faham tentang bahasa kesehatan.

Oke sesuai yang kukatakan diawal, aku mau utarakan si Covid-19 atau lebih famous dengan sebutan corona berdasarkan sebab akibat. Kerasa gak sih? Kalo wabah ini menggangu perekonomian dan aktifitas kita?... aku pribadi mulai merasakan hal itu. Ah, tentunya semua ada negatif dan positifnya yakan!!! Namanya sebab akibat selalu ada hubungan erat, Cuma hubungan kita ajah yang gak bisa erat (hohoo ngawur). Yup, wabah ini berhasil ngeliburin anak-anak sekolah, pegawai dan ngeliburin aktifitas perekonomian juga. Bahagia juga bisa rebahan dirumah jadi lebih lama karena himbauan pemerintah untuk #dirumahajah #lockdown #physicaldistancing and blem... blem.. blem. Tapi ya, rebahan dirumah tetep kerja melaui online. Serba online say, untung makan masih bisa nyata. Anak-anak sekolah diliburin selama 14 hari, tapi ya tetep donk dikasih tugas. Ada gak sih dampak korona selain buat bahagia anak-anak karena bisa libur sepanjang itu?, ada dampak korona yang buat penjaga kantin harus tutup juga yang dalam artiannya pendapatan mereka berkurang bahkan mungkin 0% untuk pemasukan saat anak-anak diliburkan. Kebayang gak sih, ada beberapa  kantin yang memang Cuma mengandalkan pendapatan tersebut, ngandelin duit receh anak-anak sekolah buat muter uang mereka biar bisa makan hari ini. ya secara sebab akibatnya bisa kita lihat deh, anak-anak sekolah libur dan akhirnya si kantin juga libur karena target pembeli hilang 90% terus si pemilik kantin gak bisa beli bahan-bahan buat dagang karena duitnya udah gak bisa muter “pemasukan hilang separuh” sekalinya kantin itu buka ya mungkin cuma dapet pemasukan gak kayak biasanya. Terus pastinya si pemilik kantin bakal stop untuk belanja normal kayak biasanya karena sadar target pembeli gak sebanyak hari sekolah aktif, nah ini udah jadi pengurangan pemasukan dari pangsa pasar karena produk yang biasa dibeli sebanyak sekian eh jadi sekian karena sebab akibat wabah korona yang meliburkan anak-anak sekolah. So, hubunganya erat banget gengs.
Semua aktifitas warga dihimbau untuk jangan berkumpul dulu atau mengadakan pesta/ gibah/ main sana sini, udah inget deh #dirumahajah nurut gengs sama pemerintah karena diluar sana virus Korona udah banyak makan korban. Pikir panjang deh, banyak yang sedang berjuang menghadapi dan menyelesaikan Covid-19 sampai beberapa pejuang tenaga medis gugur dalam tugasnya. Yuk jaga kesehatan, kita bantu tenaga medis mengurangi pasien Korona. Gak usah sombong “apa sih korona doank, alemong amat gituan takut” what ever you say karena pemerintah peduli banget sama kita gengs. Itu si korona jangan dianggap enteng ya, karena 1 orang bisa nularin ke yang lain dalam waktu singkat. Please kesian orang-orang yang jaga kesehatanya dan kamu malah ngeyel keluyuran dan gak jaga kesehatan.
Eh, tapi ngomong-ngomong soal menentang pemerintah aku faham sih kenapa masih ada yang gitu. Salah satunya kebutuhan ekonomi, ya hidup kita punya cerita masing-masing yang mana ekonomi juga ada versi cukup yang beda dalam kehidupan ini. persisnya kemarin siang sekitar pukul 14.20 WIB ya kayak biasanya ngampus pake jasa travel, dan aku dapet supir yang kayaknya lagi kesel dengan kebijakan pemerintah karena menutup akses perekonomian mereka. Kayak kalimat #dirumahajah sedikit banyak pelanggan travel pada ilang donk, dan ditambah lagi si supir travel bilang kalo pasar mau ditutup sementara waktu. Pada kesempatan itu kelihatan banget si sopir travel kesel banget karena memang perekonomian mereka tersendat akibat kebijakan pemerintah. Hubungan sebab akibat bisa mendatangkan berbagai dampak pada masyarakat, aku merasakan dalam hal bahan pokok mulai naik, uhhhh... sebagai pebisnis yang bergelut dibidang kuliner itu kerasa banget gengs.
Oke, dari kejadian yang merubah dunia ini karena kedatangan si COVID-19 yang buat aktifitas terbatasi semoga cepat teatasi. Yakin deh, Allah itu gak akan ngasih sesuatu yang bukan kapasitas kita untuk bisa ngatasin. Ambil hikmahnya ajah, kita banyak waktu dengan keluarga dan istirahat yang cukup. Doa yang banyak semoga Allah melindungi kita dan menjaga para pejuang yang sudah berdiri di garda terdepan untuk menghadapi si COVID-19. And for yo Covid-19, jangan lama-lama ya kalo mampir ke bumi kami.

Rabu, 18 Maret 2020

Tentang Menulis

Menulis itu sama seperti berkomunikasi, bedanya komunikasi ini melalui aksara. Menulis itu suara hati yang disuarakan melalui setiap kalimat, tak bersuara!!!. Tapi bisa difahami bagi sebagian orang, ya sebagian orang yang saat membaca sebuah tulisan menggunakan emosinya. Dengan emosi yang baik mungkin akan memahami arti rasa yang disampaikan si penulis, menangkap maksud si penulis dan sepenuhnya ikut merasakan jika hal yang terjadi sama.

 Bagi sebagian orang menulis bukan untuk sebuah profesi, lebih tepatnya menjadi kebutuhan. Ada hal yang sulit diungkapkan sehingga bahasa tulisanlah yang dirasakan tepat menyampaikan berbagai macam rasa yang ada. Jari menjadi mulut untuk bicara, media tulis menulis menjadi telingga yang mendengarkan cerita.  Walau terkadang sulit mengubah cerita yang dilalui menjadi sebuah tulisan yang kelak jadi dokumen kehidupan tapi tetap saja menulis adalah cara mengabadikan moment yang sangat baik. Sejarah menjadi nyata saat kita mampu menorekan kalimat demi kalimat, sulit tapi menyenangkan saat kalimat-kalimat itu mampu kita torehkan.

Kenapa menulis?? bukanya kita bisa menceritakan keluh kesah kepada teman atau yang lainya yang bisa menjadi pendengar yang baik. Beragam alasan salah satunya menurut ku "sulit mendapatkan pendengar yang benar-benar mendengarkan".


writing is a activity menyatakan perasaan yang nyata 😂. Bebas saja, menulis tak perlu sistematika yang baik. Ikuti hati mu, dan arahkan jemari sesuai yang hati mu. 😎 Menulislah, ia adalah seni yang akan mengenangmu.

Meimei, 19 Maret 2020 Pukul 02.11 WIB








Minggu, 15 Maret 2020

Soal si Malas

sore ini ada yang aku rinduhkan, ya aku rindu dengan beberapa kalimat  yang rutin aku hasilkan melalui akasara. kebiasaan itu akhir-akhir ini seperti menghilang. Yang jelas bukan sibuk lebih tepatnya aku sedang diserbu kemalasan yang sulit pergi. Banyak waktu kosong minggu ini tapi ku gunakan untuk rebahan dan rebahan lagi. Soal cerita sudah banyak cerita hidup yang ingin kusampaikan melalui aksara. Ku tatap awan sore di atas motor milik adikku, sembari sesekali menyampaikan isi hati melalui telepon genggam yang mulai ketinggalan zaman walau begitu aku menyayangi benda ini, titik perjuangan memilikinya bukan main aku rasakan "keringat di tahun 2017". Semenjak si BR alias motor ku dicuri, beberapa aktifitas kurasakan mulai terhambat. Semua hal yang berkaitan dengan kesana-sini dengan jarak tak mampu aku tempuh  harus aku lakukan dengan bantuan orang, dan itu menyebalkan. Menit yang seharusnya aku sudah mulai start malah kugunakan untuk menunggu. Menunggu jemputan atau sebaliknya. Buang waktu dan  membosankan, eh tapi aku salah besar soal menunggu. Kesabaran ku  jadi terasah, waktu menunggu bisa kuisi dengan hal positif lainnya baca buku mungkin atau buat catatan-catatan kecil soal hati ku. ya walau pada kenyataanya main hp yang unfaedah. Ada yang hilang dari aku, entah apa??? itu jadi hal aneh dalam beberapa minggu. Soal semangat aku selalu banyak stok, rasanya manajemen waktu ini sulit ku atur.
Banyak mimpi sampai lupa bangun mimpi,
aku sering menciptakan sejarah tapi lupa untuk melanjutkan sejarah.
Keinginan berubah selalu ada, tapi perjuangan untuk berubah sungguh payah.
Lemah pada kemalasan yang melanda, dan kalah dengan waktu yang salah.
Aku pernah menyamakan dengan perjuangan orang dan ternyata itu salah...!!!
aku adalah saya dan saya adalah aku, mustahil
saya adalah kamu dan kamu adalah saya.
Ada rasa seperti gagal padahal aku belum bertarung, rasanya aku masih perlu bertarung dengan diriku sendiri. Mengikis habis dan tuntas kemalasan ini.
Aku punya mimpi yang perlu dinyatakan.
Bangkit atau terhimpit, semua kembali pada kerja keras. Mari usahakan dan perjuangkan.