NULIS BARENG TAMAN BACA PELANGI NUSANTARA
(NUBAR TBPN)
Desa Panca Tunggal Benawa Kecamatan Teluk Gelam
Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan
Tahun 2020
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kesehatan serta limpahan nikmat lainnya. Sehingga kami mampu belajar bersama di Taman Baca Pelangi Nusantara untuk selalu berproses memanfaatkan waktu dengan baik.
Di tengah pademi COVID-19 yang masih melanda dunia, khususnya negara Republik Indonesia. Banyak kegiatan yang dirumahkan salah satunya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring. Tentu dalam kegiatan sekolah daring selalu ada saja cerita dari masing-masing peserta didik yang mungkin merasa senang dengan kebijakan tersebut dan ada juga yang merasa kesulitan karena beberapa faktor. Untuk itu Taman Baca Pelangi Nusantara (TBPN) berinisiatif memberikan kegiatan menulis cerita mengenai sekolah daring yang sedang berlangsung.
Maksud dan tujuan dari kegiatan menulis ini merupakan kegaitan program TBPN yang akan rutin di laksanakan. Selain mengasah skill menulis, harapan kami sebagai pengurus TBPN juga ingin mengisi waktu yang ada dengan kegiatan yang bernilai positif. Kegiatan ini akan berlangsung 1 minggu 1 karya tulis dengan tema yang di ganti setiap minggunya. Pada kesempatan yang akan datang dengan evaluasi yang terus dilakukan, TBPN akan mencetak karya tulis ini menjadi sebuah buku antologi pertama kaloborasi setiap anggota Taman Baca Pelangi Nusantara.
Sekian dari penulis, semoga kita mampu terus berproses dalam segala hal. Tentu dengan Taman Baca Pelangi Nusantara yang akan menjadi wadah bagi masyarakat sekitar.
Sekolah Daring
By. Putri Marlina
Pertama kali sekolah melakukan sekolah daring, jujur saya sangat antusias sekali! Dimana saat itu saya termasuk dalam kategori anak terajin mengumpulkan tugas daring. Namun, itu semua tidak berlangsung lama, ketika tugas yang diberikan guru sudah merajalela. Saya pun hilang kendali, yang biasanya ketika tepat jam 12.00 WIB semua tugas telah selesai saya kerjakan. Namun, tidak dengan sekarang!!! Tugas yang diberikan sudah semakin banyak. Jika dibandingkan dengan tugas sekolah tatap muka maka akan berbanding jauh sekali. Ditambah lagi tugas yang dimana catatan dan latihan berisi sama. Disitulah saya merasa tugas mencatat tadi ditulis 2 x, katanya biar biar anak lebih faham dengan materi. Tapi menurut saya itu salah besar! Mau tugas itu ditulis 10 x pun jika tanpa penjelasan maka hanya 1 dari 10% anak yang mengerti.
Ketika sekolah tatap muka, setelah guru menjelaskan maka guru seringkali meminta kami untuk bertanya. Namun tidak dengan daring! Hanya 5 dari 10 % guru yang meminta kami untuk bertanya. Ketika kami bertanya melalui japri hanya di read, sekan-akan kami ini bertanya “berapa kali ibu makan dalam 1 tahun ini?” sehingga butuh waktu yang lama untuk memikirkan jawaban itu. Jangankan untuk menjawab pertanyaan, menjawab pertanyaan yang kami berikan saat mengumpulkan tugas pun jarang. Bahkan ada yang tidak sama sekali! Kebahagian kami seorang pelajar yang mengikuti daring adalah ketika kami mengumpulkan tugas atau bertanya terlebih lagi diawali dengan salam tutur kalimat yang baik, lalu guru merespon dengan baik disitulah kami merasa dihargai. Seketika migran yang disebabkan oleh tugas langsung hilang ha...ha..ha...
Pasar, mall, tempat ibadah, tempat wisata semua berangsur-angsur dibuka. Tapi tidak ada tanda-tanda dibuka untuk sekolah. Banyak siswa yang mengeluh dan mogok belajar. Terlebih lagi orang tua yang ikut resah akan sekolah daring. Dimana pademi ini banyak sekali orang tua yang kehilangan pekerjaanya dan menurun hasil pendapatanya. Jangankan untuk membeli hp atau kuota. Bisa makan sehari-hari pun mereka sudah bersyukur.
Dan untuk yang bilang “tiap hari alasan dak katek kuota”. Percayalah itu bukan alasan namun itu kenyataan ! dan saya berterimakasih pada guru yang sering tidak masuk sekolah daring ha.. ha.. ha...
Sekolah Daring
By. Putri Agustina Ramadhani
Di pagi itu aku sedang belajar di rumah, bukan di sekolah. Sekolah hanya seminggu sekali yaitu hari Jum’at, aku hanya dikasih tugas untuk dikerjakan. Dan setiap hari aku mengaji siang dan mengaji malam. Saat mengaji aku bertemu bertemu teman-temen, aku disana bukan hanya mengaji saja. Saat mengaji siang aku hafalan, bermain pianika dan bernyanyi.
Jika mengaji malam aku juga bertemu teman-teman dan juga guru mengaji. Akan tetapi disana tidak bermain pianika dan bernyanyi, mengaji malam guru akan bercerita dan mengaji Al-Qur’an. Selesai mengaji siang dan mengaji malam aku langsung mengerjakan tugas seperti tugas tema, agama dan tugas dari siaran tv TVRI.
Jika aku tidak mengerjakan, misalnya tanggal 24 aku tidak mengerjakan dianggap oleh guruku alpa. Dan jika aku hanya mengumpulkan tugas yaitu tema dan agama, masih ringan agama karena aku hanya dikasih tugas sedikit.
Sekolah Daring
By.Intan Olivia
Dari awal belajar di rumah sangat membingungkan sekali tapi saya diam-diam melihat internet. Saya ingin sekolah lagi seperti biasanya dan saya ingin tidak ada lagi covid-19 seperti ini suapaya tidak sekolah daring lagi.
Dan saya ingin ketemu lagi sama seluruh guru semoga terkabulkan keinginan saya. Saya menulis tugas di meja belajar sambil memandang buku-buku. Semenjak saya datang di Taman Baca Pelangi Nusantara, disana saya senang sekali.
Sekolah Daring
By.Suci Wulandari
Semenjak adanya corona, aku belajar daring setiap hari. Aku meminjam hp untuk belajar, guru ku hanya memberikan tugas lewat hp. Aku sedih karena aku hanya bisa berkomunikasi melalui hp tanpa bertatap muka. Aku sedih karena aku tidak bisa bermain bersama teman-teman seperti dulu. Aku benci sekolah daring, andai tidak ada virus corona aku tidak akan sekolah daring. Kapan corona ini akan berlalu? Semoga 2021 virus covid-19 tidak ada lagi di dunia ini aamiin.
Sekolah Daring
By.Dwi Saputri
Saat datangnya wabah virus Corona, semua orang diperintahkan agar tidak keluar rumah kecuali jika ada kepentingan, hal ini dilakukan agar wabah tidak menyebar secara pesat. Untuk mengurangi penyebaran wabah maka sekolah ditutup dan dilakukan belajar online.
Awalnya saya sangat suka dengan yang namanya belajar dirumah atau PR, tapi baru pertama kali ini saya sangat tidak suka dan membosankan sekali. Karena sampai menumpuk yang harus dikerjakan setiap harinya, dengan berdiam dirumah, tidak bisa belajar bareng dengan teman-teman lagi. Dan juga saya sangat rindu kepada teman sebangku saya yang bernama Putri Permata Sari.
Belajar online ini sangat membingungkan sekali karena guru-guru hanya memberikan tugas saja tanpa penjelasan, sehingga saya kurang faham dengan tugas yang telah diberikan oleh guru.
Sekolah Daring
By.Citra
Sejak pertama kali sekolah daring dimulai akibat pademi COVID-19 yang mengguncang seluruh dunia. Aku dan teman-teman tidak bisa belajar seperti biasanya karena COVID-19. Sebelum pademi COVID-19 mengguncang dunia, aku dan teman-teman masih bisa belajar dengan tertib, sekolah setiap hari, dan bermain bersama-sama. Tapi sekarang aku dan teman-teman tidak bisa bermain bersama-sama, karena harus mematuhi aturan protokol kesehatan dengan menjaga jarak (social distance), memakai masker, selalu cuci tangan dan tidak berkerumun.
Akibat COVID-19, ekonomi seluruh dunia semakin berkurang, sekolah hanya seminggu sekali, tidak ada kegiatan pramuka, dan pada hari Senin tanggal 17 Agustus 2020 adalah hari kemerdekaan yang ke-75 tahun. Tidak ada lomba sama sekali, hal itu membuat semua orang sedih.
Sekolah Daring
By.Ketut Suka Dana
Dikarenakan adanya pademi Virus Corona atau COVID-19. Indonesia menerapkan sistem bekerja dari rumah dan belajar dari rumah. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar mulai dari siswa maupun kalangan mahasiswa dianjurkan untuk belajar dari rumah dan tugas diberikan oleh guru-guru melalui online.
Sudah banyak tugas yang diberikan oleh guru dan saya mengerjakan satu persatu kemudian mengumpulkanya. Walaupun di beri waktu untuk mengumpulkan. Tetap saja tugas saya menumpuk karena saya sering menunda untuk mengerjakannya. Setelah selesai mengerjakannya, sudah ada tugas baru lagi yang diberikan “ aduh... pusing banget saya!”. Belajar dari rumah sedikit menyenangkan karena dapat mengerjakannya sambil bermain tetapi juga terkadang membosankan karena banyaknya tugas yang diberikan.
Banyak orang yang mengeluh karena sekolah online di karenakan banyaknya tugas yang diberikan dan waktu untuk mengumpulkan tugas terlalu cepat. Jika semua tugas saya sudah selesai dan tidak bisa saya kerjakan. Jika tidak bermain hp biasanya saya juga bermain dengan Tirta anaknya emak Evan. Dan saya merinduhkan teman-teman, tetapi keadaan sangat tidak memungkinkan. Saya harap keadaan cepat pulih dan kembali seperti semua.
Sekolah Daring
By.Vania Nurdiana D
Awal dari belajar daring sangat membingungkan karena tugasnya banyak dan saya tidak tau. Tapi, pada saya bisa karena saya berjuang untuk mendapatkan nilai. Dan saat saya mengumpulkan tugas saya merasa kecewa dengan guru saya.
Pada sampai disekolah saya mengumpulkan tugasnya sudah dibagikan, dan dikasih lagi. Tugas yang banyak, tapi kalo belum selesai saya akan dihukum. Saya mengerjakan di didalam rumah sembari memandang sekeliling rumah, dan saya mendengar rintikan air hujan saat hujan turun.
Sekolah Daring
By. Karisa
Di negara Indonesia, sedang dilanda wabah penyakit. Semuanya ditutup, termasuk sekolahan di Indonesia. Siswa-siwsi Indonesia belajar melalui hp android atau diberi tugas oleh bu guru.
Ada seorang anak bernama “Laitsi” anak ini susah diajari dan bandel. Keesokan harinya, dikelas bu guru berpesan agar yang diberi tugas harus dikerjakan. Tetapi Laitsi tidak menghiraukan dan tidak memperhatikan.
“Nak apakah kau diberi tugas oleh bu guru?”
Laitsi berkata didalam hati “Ah, kalau aku kasih tau aku akan disuruh belajar dan aku tidak bisa bermain, aku bohong saja ah!” Laitsi lalu berkata kepada ibunya dengan berbohong.
“Tidak ada bu.” Laitsi langsung pergi bermain.
Keesokan harinya dikelas. Ibu guru berkata kepada muridnya “Anak-anak kumpulkan tugas kalian”
Laitsi terdiam, Laitsi berkata didalam hati “Aduh! Aku tidak punya catatannya. Bagaimana ini? ah, aku kumpulkan saja buku kosong ini.”
Lalu semua anak-anak mengumpulkan tugas mereka, selain Laitsi yang mengumpul buku kosong. Didalam kantor bu guru menilai tugas anak-anak, lalu bu guru menilai tugas Laitsi dengan berkata “ Bagaimana mau dinilai? Tidak ada catatanya, memang Laitsi anak yang bandel”
Keesokan harinya saat membagikan nilai rapot. Bu guru berkata “ Dari salah satu murid yang susah diajari dan bandel, saya nyatakan tidak naik kelas.”
Lalu masing-masing wali murid memperhatikan nilai rapor anak mereka termasuk Ibu Laitsi yang memperhatikan nilai rapor anaknya. Ibu Laitsi terdiam saat melihat rapor Laitsi, yang tidak naik kelas. Sepulang sekolah ibu Laitsi berkata kepada Laitsi “ Wahai anakku, engkau sudah menghianati ibumu dan guru mu. Maka belajar lah selalu.”
Sejak saat itu Laitsi selalu belajar dengan tekun. Laitsi pun sadar bahwa patuh kepada orang tua dan guru itu penting.
Sekolah Daring
By. Karina
Di suatu desa yang indah dan nyaman tentram, ada persahabatan Dona dan Doni. Dona bersifat sombong karena ia anak orang kaya. Doni bersifata baik hati, cerdas, suka menolong, rajin tetapi ia anak yang kurang mampu.
Pada suatu ketika seluruh negara dan termasuk Indonesia juga desa itu di landa wabah penyakit yaitu COVID-19. Sehingga semua hanya seminggu sekali untuk pergi kesekolah untuk mengumpulkan tugas dan soal diberi melalui hp.
Pada suatu hari Doni meminta tolong kepada Dona agar meminjamkannya catatan soal dari guru yang dikirim melalui hp. Karena hp Doni rusak dan orang tuanya belum mampu untuk membelikannya hp baru. Tetapi Dona menolak, untuk membantu Doni. Ia tidak mau meminjamkan catatan soal itu. Doni berjalan menuju teman yang lain, dalam perjalanan ia berdoa. Ya “Allah semoga keadaan ini cepat membaik agar kami bisa sekolah seperti biasanya, Aamiin”.
Keeseesokan harinya, Dona mendapat kesulitan. Ia terjatuh dari sepeda, badanya tertimpa sepeda. Ia menjerit kesakitan. “ Tolong... tolong... tolong...!!!, Doni tolong aku “ Doni tidak sampai hati ia kasihan kepada Dona. Ia langsung membantu Dona dengan sekuat tenaga. Akhirnya Dona sadar bahwa saling menolong anatara teman itu penting. Apa lagi teman dalam kesulitan.
Sekolah Daring
By. Nyoman Santi Dewi
Beberapa bulan yang lalu negara kita dihebohkan dengan menyebarnya suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Berawal dari munculnya wabah disalah satu kota di China yang kemudian meluas hingga ke berbagai penjuru dunia. Pada awalnya saya sendiri tidak begitu antusias melihat penanganan penyakit ini dari negara-negara lain. Tapi ketika melihat Indonesia sudah mulai tertular wabah COVID-19 membuat saya lebih berhati-hati dalam menjaga diri. Oleh sebab itu pemerintah memberikan haluan untuk seluruh siswa belajar dirumah dan melakukan social distancing.
Perintah tersebut ditunjukkan untuk siswa dan mahasiswa saja. Namun, seluruh warga termasuk para pekerja dihimbau untuk tetap dirumah. Mungkin dengan belajar dirumah memang terlihat menyenangkan, tapi untuk sebagaian siswa termasuk saya mengangap belajar dirumah kurang bisa dinikmati. Karena, kita tidak bisa memahami materi secara langsung. Ada beberapa materi bisa difahami dengan jelas namun, tidak semudah ketika diterangkan langsung oleh bapak/ ibu guru saat berada dikelas.
Selain itu, banyaknya tugas yang diberikan oleh bapak / ibu guru membuat kebanyakan siswa menjadi keberatan. Mereka masih belum faham materi yang diterangkan namun sudah diminta untuk mengerjakan soal latihan. Sistem belajar online yang diterapkan menggunakan google juga aplikasi lainnya untuk menunjang proses pembelajaran. Seperti google classroom, zoom, hingga whatsApp. Ada juga beberapa tugas yang diunggah melalui email, google drive atau bahkan di unggah di akun media sosial. Saya sendiri sebenarnya juga suntuk bila terus terdiam diri dirumah ditambah lagi tugas dan materi yang belum terselesaikan. Tapi disituasi begini kita harus menikmatinya, dan menjadi pengalaman baru dalam hidup. Setidaknya saya bersyukur ditengah kondisi luar yang kurang baik ini saya masih diberikan kesempatan untuk tetap belajar jarak jauh.
Musuh Kecil Yang Merubah Semuanya
By. Meimei_TMC
Allah SWT sedang menunjukkan kuasanya, semua serba berubah semenjak adanya si kuman yang menyerang kehidupan di dunia. Kita sebagai mahluk hidupnya tumbang seketika hanya di hadapkan oleh musuh kecil yang bahkan tak terlihat itu. Sebut ia COVID-19 sebuah singkatan dari (CO) corona (VI) virus (Di) diseanse yang ditemukan tahun 2019 (sumber. Kumparan News). COVID- 19 merupakan penyakit menular yang menginfeksi paru-paru. Kali ini tidak ku bahas perihal COVID- 19 dalam segi medis, ku tulis sebab akibat si musuh kecil yang kurasa mulai merubah semuanya.
Begitu banyak dampak yang kita rasakan terkhusus sebagai manusia yang menjadi objek pertama virus itu bersarang. Ekonomi terasa kusut bagi yang sudah berurusan dengan kehidupan nyata, ya sebut saja orang tua kita. Ekonomi di era pademi seperti ini mengalami penuruan, segi apapun pasti kita ikut memahami kondisi kedua orang tua kita. Walau masih ada yang bisa memanfaatkan peluang pademi ini sebagai kegiatan berwirausaha tapi aku ingin mengatakan bahwa “ ekonomi cukup terguncang karena si musuh kecil ini”.
Pendidikan terbengkalai akibat sekolah di rumahkan, online katanya atau sekolah daring. Kegiatan belajar melalui hp justru sedikit mempersulit peserta didik. Yang harus siap kuota dan hp android, percaya deh masih ada diantara anak milenial yang belum memiliki hp android dan itu menjadi masalah. Lalu jika seperti itu siapa yang perlu disalahkan, pemerintah sudah mencari solusi yang terbaik dengan melindungi anak-anak dari paparan COVID- 19 melalui sekolah daring. Hasil kesepakatan menteri pendidikan pak Nadiem, lembaga pendidikan harus mengikuti pembelajaran secara jarak jauh melalui daring.
Keluh kesah dunia pendidikan bukan hanya menghambat peserta didik, yang mengaku kesulitan dalam sistem daring. Tapi tenaga pendidikan ikut merasakan perubahan dalam sistem mengajar. Kreatif mengelola pembelajaran online sangat diperlukan agar siswa mendapatkan haknya sebagai peserta didik. Dan begitulah suka duka ikut mengiasi keseharian tenaga pendidikan akibat pademi ini. kehidupan didesa yang jauh dari kata kemajauan teknologi memaksa kegiatan belajar di lakukan dari rumah kerumah peserta didik, artinya guru yang harus mengunjungi peserta didik. Suka tidak suka, semua harus dilakukan agar kegiatan pembelajaran bisa dilaksanakan sesuai protokol kesehatan.
Musuh kecil yang merubah segalanya, yang tadinya dekat dipaksa menjauh dan yang sudah jauh dipaksa bertahan pada jarak yang sudah dibentangkan. Masalahnya kecil, kita lupa menjaga kebersihan sampai Allah yang ingatkan kita melalui pademi COVID-19. Sudah, semua selalu ada hikmanya. Kejadian di tahun 2020 yang sudah menelan banyak korban harus menjadi pengalaman dan pembelajaran akan pentingnya kesehatan melalui kebersihan yang terjaga. Dari China Wuhan kini sudah masuk ke negara Indonesia, bahkan desa pun sudah ikut mendapatkan paparanya. Salah satunya desa kami, desa Panca Tunggal Benawa mendapatkan list sebagai zona merah karena memiliki 1 kasus corona. 1 kasus yang sebetulnya hanya desa tetangga dan imbasnya mengenai desa kami. Merasakan desa yang lock down hampir beberapa pekan, merasa khawatir berlebih. Tapi Allah sudah berangsur memperbaiki desa kami, aktifitas sedikit banyak mulai kembali normal tentu dengan aturan protokol kesehatan dari new normal. Dengan begitu Taman Baca Pelangi Nusantara kembali kepada kegiatan yang sering dilaksanakan. Salah satunya program Nulis bareng TBPN yang kini sudah dimulai. Mengisi kegiatan yang lebih bermanfaat, dengan harapan mampu menghilangkan rasa bosan pada anak-anak desa yang lelah dengan kegiatan daring.

